SMP YKTB Bogor, Menjaga Perisai Bumi |
Oleh : Ade Supriadi |
Jumat, 18 September 2015 - 08:01:58 WIB |
SMP YKTB Bogor, Menjaga Perisai BumiBOGOR, Today – Hari Perlindungan Lapisan Ozon Sedunia atau Hari Ozon Internasional (International Day for the Preservation of the Ozone Layer) diperingati setiap tanggal 16 September. Tanggal tersebut ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Ozon Internasional karena merupakan hari ditandatanganinya Protokol Montreal pada tahun 1987, yang menjadi awal kerjasama internasional untuk mengenda l i kan produksi dan konsumsi Bahan Perusak Ozon (BPO). Hari ini diperingati untuk mengingatkan kepedulian masyarakat internasional tentang ozon sebagai lapisan perisai bumi. Peringatan ini menjadi penting, karena berbagai Bahan Perusak Ozon (BPO) dalam produksi dan konsumsi jenis utama di seluruh dunia seperti CFC, Halon, Carbon Tetraklorida, Metil Kloroform, dan Metil Bromida harus terus dikurangi. Saat ini HCFC, sebagai salah satu BPO, masih banyak digunakan di sektor Air Conditioner (AC), Re f r i ge ra s i , Busa (Foam), Pemadam api dan Pelarut Kimia (Solvent) di Indonesia. Konsumsi HCFC ini harus dikurangi secara bertahap dan sudah mulai dilakukan sejak 2013 hingga taget mendatang di tahun 2040. Itulah sebabnya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yayasan Kejuruan Teknologi Baru (YKTB) Bogor ikut mengedepankan isu penting dunia dengan cara Peringatan Hari Ozon Sedunia. Berbagai kreativitas pelajar yang memanfaatkan barang bekas menjadi produk bermanfaat, ditampilkan dalam acara ini. Selain itu, ratusan murid dibekali materi mengenai lingkungan agar mereka mampu menjaga dan memelihara lingkungan. Kepala Sekolah SMP YKTB H. Mukhlis menuturkan, para siswa menjadi salah satu kunci penting dalam pemeliharaan lingkungan. “Kegiatan ini tentu sangat penting bagi pendidikan lingkungan. Mereka penting untuk mulai diajak peduli, belajar mengkampanyekan lingkungan hidup dan mulai berusaha menjaga lingkungannya dengan baik,” ujarnya. Ia menegaskan, program ini akan menjadi acara tahunan di sekolahnya. “Materi yang kami berikan baru sebatas perkenalan, supaya para siswa mengenal dan mengetahui kondisi alam saat ini, dan bagaimana ke depan sehingga tumbuh rasa kepedulian untuk menjaga dan memelihara lingkungan,” lanjut Mukhlis. Sebagai langkah konkret, sekolah akan melakukan penanaman pohon, pengolahan sampah dan barang bekas yang bisa mengurangi terhadap terus menguranginya lapisan ozon. “Untuk sementara konsep ini masih diterapkan oleh lingkungan sekolah, salah satunya melakukan penghijauan dengan menanam hidroponik yakni budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah, dan kami harap konsep ini bisa diterapkan di tempat-tempat lainnya,” tegas Mukhlis. Ketua Panitia “ Save Our Earth “, Desinta Permata Sari memaparkan, acara ini memberi manfaat yang besar bagi para pelajar. “Melalui acara ini, siswa dapat menyadari, memahami dan bisa lebih menghargai alam, selain terbiasa dan melakukan gerakan 3R: Reuse, Reduce and Recycle,” ungkapnya. Ia juga berharap kegiatan ini dapat memacu dan memotivasi berbagai pihak lainnya untuk dapat berkomitmen dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam upaya mengurangi Bahan Perusak Ozon. Sumber berita : Bogor Today (Rifky Setiadi) |