Sudah Siapkah Siswa dan Lulusan SMK di Kota Bogor menghadapi MEA ?
Oleh : Ade Supriadi
Selasa, 10 Mei 2016 - 07:14:52 WIB

Seberapa besar keterserapan lulusan SMK di Dunia Usaha/Dunia Industri saat ini? Terlebih diawal tahun 2016 ini tantangan menjadi semakin nyata dan persaingan kerjapun semakin ketat dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan dihadapkan pada persaingan kerja  yang nyata yakni dengan datangnya para pekerja asing yang mencoba untuk bekerja di Indonesia baik pada badan usaha milik pribumi ataupun badan usaha yang dimiliki oleh pihak asing , dan rentetan pertanyaan berikutnya semakin banyak muncul diantaranya siapkah mereka para siswa dan lulusan SMK dalam menghadapi MEA atau mungkin saja para lulusan SMK tidak mengetahui apapun tetang MEA karena mereka terlena dengan materi materi pembelajaran disekolah yang cenderung memposisikan diri sebagai penerima dan pemberi materi pembelajaran semata dan lupa menyampaikan hal-hal yang akan terjadi kedepan temasuk MEA?, bila MEA sudah diketuk Palu dan diberlakuan seharusnya langkah-langkah antisipasi yang rumit tidak perlu lagi dilakukan yang ada adalah kesiapan kita menghadapi MEA agar tidak tergilas dan hanya menjadi penonton di negara sendiri! Termasuk oleh siswa dan lulusan SMK.

Apa itu MEA? seperti yang dikutip dari berbagai sumber bahwa MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi. Atau dengan bahasa yang lebih sederhana MEA merupakan komitmen  Negara ASEAN yang membuka ruang seluas-luasnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekonominya temasuk para pekerjanya tidak salah bila MEA seakan-akan membuka diri bagi siapapun untuk melakukan kegiatan usaha, mencari ,termasuk mendapatkan pekerjaan dinegara-negara ASEAN tanpa dihalangi batasan-batasan tertentu, bebas seperti rumah sendiri?, para pekerja asing dan pelaku usaha Asing boleh datang sebebas-besasnya ke negara-negara ASEAN.

Kalau kondisinya seperti ini bagaimana kesiapan siswa dan Lulusan SMK di Kota Bogor dalam menghadapi dunia persaingan kerja seiring dengan berjalannya MEA? Jawabannya adalah  Harusnya SMK jauh lebih siap terlebih dengan salah satu tujuan SMK yakni mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten dan profesional di bidangnya, serta dengan slogannya “SMK BISA” yang sudah jauh-jauh hari di gaungkan menjadikan modal dalam menghadapi MEA khususnya menghadapi persaingan kerja dari para pencari kerja asing yang datang ke Indonesia. Peningkatan mutu siswa dan lulusan SMK di Kota Bogor melalui peningkatan kompetensi sesuai dengan komptensi kehliannya, peningkatan sarana prasana pembelajaran, kesempatan mengembangkan kompetensinya diajang-ajang perlombaan kompetensi siswa/olimpiade dan keberhasilannya mengembangkan dan menghasilkan produk-produk unggulan dan terbukti para siswa termasuk Lulusan SMK adalah para lulusan yang dibekali dengan beragam kompetensi sehingga nantinya bisa bersaing dalam persaingan kerja yang begitu ketat dan tak kalah pentingnya bantuan yang digulirkan pemerintah dalam bentuk Bantuan Operasional Siswa (BOS) Pusat , Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) serta bantuan lainnya bisa dimanfaatkan dalam peningkatan kualitas para siswa SMK dan juga peningkatan kualitas para gurunya.

Namun masalahnya peningkatan kompetensi Lulusan SMK masih belum merata sepenuhnya, sebagai salah satu contohnya kesempatan untuk peningkatan kompetensi melalui ajang Lomba keterampilan siswa (LKS) hanya diperuntukan bagi mereka yang notabenne adalah merupakan siswa yang pintar dan sedikitnya sudah banyak tahu akan kompentensinya dan seakan ajang LKS adalah merupakan ajang adu kepintaran yang ujung-ujungnya merupakan sebuah pencitraan bagi sekolah yang bersangkutan, padahal masih banyak siswa-siswa lainnya yang semestinya diberikan kesempatan pelatihan peningkatan kompetensinya sehingga merekapun bisa diberikan kesempatan untuk tampil diajang tersebut tidak hanya sekedar siswa nomor dua, minimal SMK di Kota Bogor yang dikatakan “ unggulan” bisa “Share” keunggulannya tersebut serta kelebihan yang dimilikinya kepada SMK-SMK lainnya sehingga dengan demikian pemerataan kualitas SMK akan merata. Itupun kalau mau berbagi apabila tidak, berarti SMK yang bersangkutan harus mengejar segala kekurangan dan ketertinggalan dari SMK yang lebih unggul tersebut.

Peningkatan kualitas kompetensi siswa SMK bukan hanya pekerjaan sekolah melalui tenaga pendidik saja melainkan membutuhkan keterlibatan serta dukungan yang lebih intensif dan terus menerus dengan dunia usaha/dunia industri baik melalui program kerja industri (Prakerin), magang , perekrtutan tenaga kerja melalui kerja sama DU/DI dengan Bursa tenaga kerja  (BKK) sekolah atau program lainnya yang bisa meningkatan kompetensi siswa, adanya regulasi dari Pemerintah yang bisa membantu mengatur kemudahan siswa SMK untuk bisa masuk ke DU/DI dalam peningkatan kompetensinya syukur-syukur adanya kesempatan untuk melatih para siswa ataupun lulusan melalui Balai Latihan Kerja yang difasilitasi DU/DI dengan memanfaatkan dana dari program CSR masing-masing DU/DI, yang tak penting adalah pelatihan tersebut harus relevan dengan program kompetensi para siswanya, hasil akhir dari pelatihan tersebut bisa diharapkan menghasilkan siswa dengan kompetensi yang diharapkan dan kualitas kerjanya sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.

Peningkatan daya saing para siswa dan lulusan SMK tidak hanya kepada masalah kompetensi keahliannya saja, seyogyanya perlu penambahan kompetensi lainnya  penguasaan kemampuan berbahasa asing misalnya  bahasa inggris atau bahasa yang dipergunakan di Negara-negara Asean, kemampuan dalam mengoperasikan komputer sudah menjadi hal dasar yang harus dikuasai para siswa dan lulusan SMK serta tambahan keterampilan dan pengetahuan lainnya seperti kesiapan ketika wawancara kerja, bagaimana cara bernegosiasi dan lain sebagainya. Umumnya para lulusan SMK ini tidak siap untuk menjawab ketika Personalia mengajukan pertanyaan berapa besar gaji yang diminta? Karena selama ini cenderung para  calon pekerja hanya menerima gaji atau upah yang ditawarkan perusahaan, untuk kedepan para siswa dan lulusan SMK harus juga memasang “tarif Honor atau Gaji Ideal” sesuai dengan kompetensi yang dia miliki.bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika para pekerja asing masuk dan bekerja di Indonesia mendapat Gaji yang bergitu besar bila dibandingkan dengan pekerja Lokal padahal kemampuan dan produktifitasnya sama saja ,sudah barang tentu hal tersebut bukanlah perlakuan yang wajar, jadi kemampuan bernegosiasi masalah gaji juga merupakan daya saing juga dalam MEA.

Sisi penting lainnya Penekanan kepada siswa dan para lulusan yang selama ini sering dilupakan yakni membangun minat dan semangat berwirausaha , sejatinya mereka para siswa dan lulusan SMK merupakan tunas-tunas wirausahawan muda yang harus dibina serta diarahkan semasa mereka belajar disekolah, mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang terdapat  dalam Struktur Kurikulum SMK harus menjadi pelajaran yang diunggulkan selain mata pelajaran lainnya terutama pelajaran kompetensi kejuruan yang menjadi ciri khas mereka, durasi 2 jam mata pelajaran tersebut lebih bisa dioptimalkan untuk pemenuhan pembelajaran teori maupun praktik , bila dirasa kurang pembelajaran masih dimungkinkan dilakukan di luar jam belajar.

Pengembangan minat dan semangat bewirausaha dikalangan siswa dan lulusan SMK dirasa masih rendah, kalah dengan keinginan mereka untuk bekerja pada orang lain (menjadi Pegawai) yang kesannya lebih prestisius padahal dengan berwirausaha adalah upaya yang mudah meng”counter” persaingan kerja era MEA. Tak sedikit minat berwirausaha siswa SMK sudah mereka lakukan walau masih dalam skala yang relatif kecil dan coba-coba, misalnya saja berjualan pulsa selular, menjual aneka produk makanan atau minuman, asesoris, aneka jilbab dan jenis usaha lainnya yang relatif lebih gampang dipasarkan dengan segmen para siswa satu sekolah atau masyarakat disekitar tempat tinggalnya, namun kendalanya semangat berwirausaha itu terkadang kandas setelah mereka lulus karena ada keinginan lainnya yaitu bekerja menjadi pegawai suatu perusahaan  atau kendala lainnya sulit dalam pemasarannya , kurangnya modal, tiadanya daya dukung dari keluarga dan faktor lainnya.idealnya pada kondisi seperti ini peran sekolah, guru, orang tua atau bahkan pemerintah Kota Bogor memberikan bantuan Teknis maupun Non teknis supaya semangat berwirausaha dikalangan siswa tidak mudah padam.

Akhirnya Point penting dalam Persaingan Kerja era MEA khususnya kesiapan siswa dan Lulusan SMK di Kota Bogor adanya dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak dengan berpijak memberikan kesempatan seluas-luasnya baik kepada siswa maupun lulusan SMK di Kota Bogor untuk berkarier dan bekerja di Dunia Usaha maupun Dunia Industri sebagai prioritasnya, serta memfasilitasi tumbuhnya wirausahawan muda  dari kalangan siswa dan lulusan SMK di Kota Bogor.

(sudah dipublikasikan di Tabloid Aksara)