Guru Harus Melek IT |
Oleh : Ade Supriadi |
![]() |
Tuntutan guru atau Tenaga Pendidik untuk menjadi tenaga yang profesional dibidang mata pelajaran yang diampunya ternyata masih bersifat formalitas belaka terutama bagi mereka yang sudah mengantongi sertifikat pendidik walaupun secara tegas dan jelas sudah dinyatakan dalam lembaran sertifikat Pendidik yang diterimanya. Realita yang ada di era ini keprofesionalan seorang pendidik tidak hanya sebatas mengajar kepada para peserta didik sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya saja akan tetapi harus dilihat secara komprehensip kenapa tidak tolak ukur hasil pembelajaran selama ini hanya terfokus kepada hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik apakah itu hanya berupa nilai atau juga prosentase kelulusan suatu sekolah padahal nilai nilai yang diperoleh peserta didik tersebut tidak semuanya mencerminkan kompetensi atau kemampuan yang sebenarnya dari peserta didik itu sendiri. Kompetensi-kompetensi atau kemampuan yang dikuasai peserta didik ini tidak terlepas dari peranan pendidik itu sendiri kemampuannya mengajar dengan mempergunakan berbagai macam model mengajar, strategi mengajar termasuk penggunaan media ajarnya kepada peserta didik sehingga ketercapaian suatu kompetensi dengan hasil yang baik akan didapatinya, Anggapan yang keliru bila peserta didik yang mendapatkan Nilai yang kurang bagus dikatakan adalah peserta didik yang berkemampuannya kurang , peserta didik tidak bisa divonis seperti itu justru tantangan bagi seorang Pendidik untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengajar seperti kata bijak ” Tidak ada Murid yang Bodoh “. Berkenaan dengan hal tersebut salah satu contoh kelemahan dari Pendidik adalah penggunaan media pembelajaran yang belum optimal dan tepat , sebut saja penggunaan media pembelajaran yang berbasis IT . pada umumnya pendidik dalam ketika menyampaikan pembelajarannya lebih sering mempergunakan papan tulis/white board sebagai medianya padahal banyak sekolah sudah menyediakan infocus lengkap dengan Laptopnya namun sering kali tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, apalagi pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan sudah memberikan bantuan peralatan berupa Netbook merk Zyrek dan Proyektor/Infocus ke tiap-tiap sekolah, belum lagi layanan Internet gratis melalui Jardiknas yang sudah tersambung kesetiap sekolah, Yang kesemuanya itu dimaksudkan untuk meningkatkan dalam proses pembelajarannya baik oleh peserta didik maupun pendidik itu sendiri. Ketidak efektifan penggunaan alat-alat tersebut tidak lain masih adanya pendidik yang belum menguasai penggunaan komputer sebagai sarana informasi dan tekhnologinya berbeda jauh jauh dengan Peserta didiknya yang rata-rata sudah melek Tehnologi (komputer), padahal dengan dikuasainya perangkat tersebut termasuk penguasaan komputer akan memudahkan pendidik dalam memberikan bahan ajarnya tidak mengandalkan ketika didalam kelas yang berupa dikte, mencatat dan lain sebagainya. Hasil dari pengamatan disuatu sekolah dapat dilihat dari jumlah pendidik sebanyak 75 orang hampir 50 % atau rata-rata 13 pendidik yang belum menguasai komputer , dari jumlah tersebut adalah mereka para pendidik yang mempunyai masa kerja yang cukup lama dan sudah mengantongi sertifikat pendidik , bila hasil pengamatan bisa digeneralisir kita bisa membayangkan berapa besar jumlah pendidik di seluruh Indonesia yang belum memiliki kemampuan ini akhirnya dengan demikian mau tidak mau para pendidik ini dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan IT yang ada, jangan sampai pendidik ketertinggalan jauh penguasaan IT-ny a dibandingkan dengan Peserta didiknya.(ades) ( tulisan ini dimuat juga di kompasiana adeciawi) Sumber Gambar : Lukmanbayz.blogspot.co.id/2012/03/asal-mula-nama-komputer.html
|